Potret suasana Haul Gus Dur di Pesantren Al Aziz, Bekasi, dihadiri tokoh lintas iman dan masyarakat yang memperingati warisan pemikiran Gus Dur tentang kemanusiaan dan toleransi.

 

Bekasi, – Mediarjn.com Sebuah acara peringatan Haul Gus Dur dengan tema “Menelusuri Kerukunan Umat Beragama Ala Gus Dur dari Kitab Kuning” diselenggarakan di Pesantren Al Aziz, asuhan KH. Muqorrobin, Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Acara ini dihadiri oleh sekitar 250 peserta, termasuk tokoh lintas agama dan kepercayaan, PCNU Kota Bekasi, Ansor Kota Bekasi, serta PCNU Jakarta Timur. Senin, (17/2/2025).

Komunitas GUSDURian Bekasi, yang bekerja sama dengan Pesantren Al Aziz, menjadi penyelenggara utama dalam kegiatan ini. Hadir sebagai pemateri utama adalah Gus Ulil, yang mengulas bagaimana nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Gus Dur terus relevan dalam konteks keberagaman dan kemanusiaan di Indonesia.

Gus Dur dan Pandangan tentang Kemanusiaan

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keberagaman. Sepanjang hidupnya, ia konsisten membela hak-hak minoritas dan kelompok marjinal tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau status sosial.

Menurut Gus Dur, kemanusiaan harus ditempatkan di atas kepentingan politik dan golongan. Prinsip ini tercermin dalam berbagai kebijakannya, baik ketika menjabat sebagai Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), aktivis demokrasi, maupun saat menjadi Presiden Indonesia. Ia menolak segala bentuk diskriminasi dan menjadikan agama sebagai sumber kasih sayang, bukan alat untuk menindas.

Kerukunan Umat Beragama dalam Perspektif Kitab Kuning

Dalam pemaparan Gus Ulil, ajaran Islam yang tercantum dalam Kitab Kuning mengandung nilai-nilai inklusivitas, toleransi, dan keadilan sosial. Kitab Kuning, yang menjadi pedoman dalam pesantren tradisional, mengajarkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang mengedepankan kedamaian dan keadilan bagi semua umat manusia.

Melalui pendekatan yang diajarkan oleh Gus Dur, prinsip-prinsip dalam Kitab Kuning diimplementasikan dalam kehidupan sosial, termasuk dalam interaksi antarumat beragama. Gus Dur menegaskan bahwa Islam harus hadir sebagai rahmat bagi semua manusia, bukan hanya bagi pemeluknya saja.

Relevansi Warisan Pemikiran Gus Dur

Nilai-nilai yang diwariskan oleh Gus Dur tetap menjadi inspirasi bagi banyak kalangan hingga saat ini. Perjuangannya dalam membela hak-hak minoritas, menegakkan demokrasi, serta menanamkan nilai-nilai keadilan dan persaudaraan lintas agama menjadi landasan bagi gerakan-gerakan kemanusiaan di Indonesia.

Acara Haul Gus Dur ini menjadi momen refleksi bagi para peserta untuk terus menjaga dan mengamalkan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti yang sering dikatakan oleh Gus Dur, “Tidak penting apa pun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah bertanya apa agamamu.”


(Boy)