Foto para finalis Putra-Putri Pelajar Sumut 2025 saat grand final di Aula Raja Inal Siregar, Medan. Minim Dukungan Pemerintah
Medan, – Mediarjn.com – Grand final Pemilihan Putra-Putri Pelajar Sumatera Utara (Sumut) tahun 2025 usai digelar pada Minggu, 27 April 2025, bertempat di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro No. 41, Medan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Putra-Putri Pelajar Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Putra-Putri Pelajar Sumatera Utara yang diketuai oleh Joi Peri Tumangger. Minggu, (11/5/2025).
Meskipun ajang ini bertujuan mulia dalam menjaring pelajar terbaik yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepribadian berkarakter, kepemimpinan yang mumpuni, serta wawasan seni, budaya, dan pariwisata yang luas, penyelenggara menyayangkan minimnya dukungan dari pemerintah daerah.
Dalam wawancara langsung, Ketua Lembaga Putra-Putri Pelajar Sumut, Joi Peri Tumangger, menyatakan bahwa tidak ada dukungan konkret dari pemerintah daerah terhadap kegiatan yang sudah membawa nama baik provinsi ke tingkat nasional.
“Sebagai penyelenggara, kami sangat berharap adanya kerja sama maksimal dari pemerintah. Penggunaan aula, peminjaman bus, hingga tanda tangan sertifikat pemenang pun terkesan dipersulit,” ujarnya.
Lebih lanjut, panitia mengungkapkan bahwa para pemenang yang akan melaju ke tingkat nasional harus menanggung seluruh biaya secara mandiri. Estimasi anggaran yang harus dipenuhi masing-masing peserta berkisar Rp25 juta, mencakup biaya tiket pergi-pulang (PP), karantina hotel, uang saku, hingga transportasi dan jasa perias. Hal ini belum termasuk biaya pendampingan dari orang tua peserta.
Berikut Rincian Biaya:
Ferawati, salah satu orang tua peserta, menyatakan keprihatinannya. Ia mengaku tetap mendukung penuh, namun berharap adanya perhatian dari pemangku kebijakan.
“Anak-anak ini sudah menjadi duta daerah. Seharusnya pemerintah menunjukkan empati dan turut memfasilitasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPW Team Organisasi Libas Sumut, Al Nasution, juga menyuarakan kritik keras atas sikap abai dari dua dinas terkait, yakni Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan.
“Ini bukan sekadar lomba, ini investasi karakter dan potensi anak bangsa. Seharusnya dua dinas itu tidak menutup mata,” tegasnya.
Tak hanya itu, panitia menyebutkan beberapa bentuk dukungan yang semestinya diberikan pemerintah, seperti pelibatan para pemenang dalam kegiatan resmi daerah, penyambutan kedatangan pemenang, hingga partisipasi mereka dalam upacara kenegaraan.
Namun kenyataannya, bahkan untuk sekadar meminta tanda tangan pejabat untuk validasi sertifikat pemenang pun masih menemui kesulitan.
“Kita tidak bicara anggaran besar. Setidaknya pemakaian aula jangan dipersulit, dan penggunaan bus milik pemerintah bisa difasilitasi. Kegiatan ini membawa nama baik Sumut, bukan sekadar kepentingan organisasi,” keluh salah satu panitia yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari dinas-dinas terkait. Para pihak berharap, ke depan sinergi antara organisasi masyarakat dan pemerintah dapat diperkuat demi mendukung generasi muda berprestasi.
Red