Media Rubrik Jurnal Nusantara - Inspiratif - Inovatif - Kompetitif"
Slider Banner HUT RI 80
     HUT RI 80 Banner 1      HUT RI 80Banner 2      HUT RI 80 Banner 3      HUT RI 80 Banner 4 HUT RI 80 Banner 5 HUT RI 80 Banner 6 HUT RI 80 Banner 7 HUT RI 80 Banner 8 HUT RI 80 Banner 9 HUT RI 80 Banner 10 HUT RI 80 Banner 11 HUT RI 80 Banner 12 HUT RI 80 Banner 13       HUT RI 80 Banner 14HUT RI 80 Banner 15 HUT RI 80 16    
Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal saat memberikan pernyataan terkait dana Indonesia yang tersimpan di bank negara tetangga

Jakarta, – Mediarjn.com Fenomena aliran dana besar dari Indonesia ke bank-bank negara tetangga kembali menjadi sorotan. Menurut Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, S.H., M.H., praktik ini telah berlangsung lebih dari tiga dekade dan menimbulkan kerugian serius bagi perekonomian nasional.

Dana Triliunan Rupiah Mengalir ke Luar Negeri

Setiap harinya, triliunan rupiah disebut mengalir dari Bank RI ke bank negara tetangga. Menurut Prof. Sutan, faktor utama yang mendorong para pemilik modal besar menaruh simpanan di luar negeri adalah jaminan keamanan, kerahasiaan, serta rendahnya pajak yang ditawarkan bank asing.

35 Tahun Praktik yang Tak Terbendung

Selama 35 tahun, bank-bank negara tetangga menjadi tempat parkir kekayaan orang kaya Indonesia, mulai dari jumlah kecil hingga ribuan triliun rupiah. Prof. Sutan menduga ada peran oknum aparat negara dan bankir yang memfasilitasi praktik ini, bahkan mendapatkan komisi jangka panjang.

Dugaan Keterlibatan Oknum Aparat dan Bankir

“Bila uang Indonesia mengalir ke bank negara tetangga hingga mencapai Rp50.000 triliun lebih dan dibiarkan mengendap tanpa menguntungkan bangsa, tentu ada pihak-pihak dalam negeri yang ikut bermain,” ungkap Prof. Sutan. Ia menilai, lemahnya transparansi dan sistem hukum membuat kebocoran dana sulit terungkap.

Dampak Besar bagi Ekonomi Indonesia

Fenomena ini berdampak langsung pada keuangan negara. Setiap pergantian presiden, menurut Prof. Sutan, Indonesia kembali membuka “buku hutang baru” untuk menutupi defisit, meski kekayaan bangsa justru terparkir di luar negeri. Akibatnya, ketergantungan pada pinjaman asing semakin tinggi dan membebani generasi mendatang.

Kegagalan Kebijakan Ekonomi Nasional

Prof. Sutan menilai, Menteri Ekonomi seharusnya bisa membuat kebijakan yang lebih kompetitif sehingga uang milik orang kaya Indonesia tidak perlu diparkir di luar negeri. Menurutnya, negara harus mampu menawarkan insentif pajak, keamanan simpanan, dan fasilitas perbankan yang lebih menarik dibandingkan bank asing.

Solusi: Tarik Dana Orang Kaya Kembali ke Tanah Air

Sebagai Ketua Umum Partai Oposisi Merdeka (POM), Prof. Sutan menyerukan agar Presiden RI turun tangan langsung. Ia menegaskan pentingnya jaminan keamanan dan keuntungan nyata bagi para pemilik modal besar. “Bukankah konsumen adalah raja? Maka negara harus berani mengambil sikap agar kekayaan bangsa kembali ke Indonesia,” tegasnya.

Desakan Reformasi Kabinet

Selain itu, Prof. Sutan mengkritik keras kinerja menteri-menteri yang dinilainya gagal mengelola kebijakan ekonomi. Ia menilai pejabat yang justru membebani rakyat dengan peraturan menindas harus segera diganti agar pemerintah tidak kehilangan kepercayaan publik.

Narasumber : Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, S.H., M.H.
Ketua Umum Partai Oposisi Merdeka (POM)

Rd Ahmad Syarif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *