Memuat berita terbaru...  

Polres Metro Bekasi Tanam Jagung di Lahan 25 Hektar untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional • Media Rubrik Jurnal Nusantara - Inspiratif - Inovatif - Kompetitif"
Slider Banner HUT RI 80
   
quotes Jurnalistik Maulid Nabi 1447 2025 BANNER 0000 HUT KEJAKSAAN RI 80 BANNER 000      HUT Kejaksaan RI 80 banner 00HUT KEJARI 80 BANNER 01  HUT KEJARI 80 banner 02 HUT KEJARI 80 BANNER 03 HUT KEJARI 80 BANNER 04               HUT Kejaksaan RI 80 banner 05 HUT Kejaksaan RI 80 banner 06 HUT Kejaksaan RI 80 banner 07    

Koperasi Merah Putih Pematangsiantar beroperasi di Kelurahan Siopat Suhu sebagai satu-satunya koperasi aktif dengan distribusi sembako.


Pematang Siantar – Mediarjn.com – Pemerintah Kota Pematangsiantar melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan mencatat sebanyak 53 Koperasi Merah Putih di tingkat desa/kelurahan telah terbentuk. Namun, hingga kini baru satu koperasi yang beroperasi aktif, yakni Koperasi Merah Putih Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur.


53 Koperasi Resmi Berdiri, Baru Siopat Suhu yang Aktif

Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Pematangsiantar, Herbert Aruan, menjelaskan bahwa ke-53 koperasi tersebut berdiri di seluruh kelurahan sesuai persyaratan resmi. Seluruh koperasi sudah memiliki struktur keanggotaan, Akta Notaris, Badan Hukum, Nomor Induk Koperasi (NIK), Nomor Induk Berusaha (NIB), rekening Himbara, hingga NPWP.

“Yang masih aktif sampai sekarang cuma satu. Koperasi Merah Putih Siopat Suhu. Koperasi yang lain juga aktif, tetapi usahanya belum kelihatan,” kata Herbert saat ditemui di kantornya, Kamis (18/9/2025).


Legalitas Lengkap, Usaha Belum Terlihat

Mayoritas koperasi masih berkantor di kelurahan, bahkan ada yang menyewa dengan biaya sendiri. Menurut Herbert, kendala utama bukan sekadar modal, tetapi mindset kewirausahaan pengurus koperasi.

“Di awal ada pola pikir yang kurang tepat, seperti menunggu pemerintah memberi modal. Padahal koperasi ini dibentuk atas dasar iuran anggota,” jelasnya.

Kendala: Mindset dan Semangat Kewirausahaan

Untuk memperkuat operasional, Pemkot membangun kemitraan koperasi dengan Bulog, Pertamina, Pupuk Indonesia, hingga koperasi lain seperti Koperasi Kebun Teh Bah Butong Sidamanik dan Koperasi Perumda Tirta Uli.

Selain itu, pengurus koperasi juga diminta menyusun proposal bisnis agar bisa mengakses peluang usaha lebih luas.

Bangun Jejaring Kemitraan dengan BUMN dan Koperasi Lokal

Ketua Koperasi Merah Putih Siopat Suhu, Naron Sihombing, menegaskan bahwa koperasi yang dipimpinnya telah berjalan dengan 77 anggota aktif.

Setiap anggota membayar iuran wajib Rp30.000 per bulan dan iuran pokok Rp100.000. Lebih dari setengah anggotanya adalah pengusaha warung kelontong, sehingga koperasi berperan sebagai pemasok sembako seperti beras, gula, dan minyak goreng.

“Perputaran uang kami sudah mencapai Rp116 juta. Ada 20 warung yang bekerja sama dengan koperasi,” ungkap Naron.

Siopat Suhu: Distribusi Sembako dan Perputaran Rp116 Juta

Naron mengakui keterbatasan dana dari simpanan anggota membuat koperasi harus aktif menjalin relasi. Saat ini pihaknya menjajaki kerja sama dengan Kantor Pos sebagai Payment Point Online Bank (PPOB).

“Koperasi kami tidak punya investor. Hanya relasi dan strategi bermitra yang kami mainkan,” ujarnya.

Strategi Bermitra Jadi Penopang, Tanpa Investor

Meski jumlah koperasi sudah mencapai 53 unit, tantangan besar masih menanti, terutama dalam membangun semangat wirausaha, memperkuat modal, serta memperluas jaringan usaha. Pemerintah daerah menekankan bahwa koperasi harus berdiri di atas kontribusi anggota, bukan bergantung pada bantuan modal pemerintah.

Ke depan, dengan kolaborasi antara koperasi, mitra usaha, dan dukungan regulasi, koperasi Merah Putih di Pematangsiantar diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi rakyat secara nyata.


(Boy Hutasoit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *