Memuat berita terbaru...  

Media Rubrik Jurnal Nusantara - Inspiratif - Inovatif - Kompetitif"
Slider Banner HUT RI 80  
   
quotes Jurnalistik HUT KEJAKSAAN RI 80 BANNER 000      HUT Kejaksaan RI 80 banner 00  HUT KEJARI 80 banner 02 HUT KEJARI 80 BANNER 03 HUT KEJARI 80 BANNER 04 HUT Kejaksaan RI 80 banner 05 HUT Kejaksaan RI 80 banner 06    
Keluarga Soeharto Hadiri Upacara Penganugerahan, Keluarga Cendana, Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (Tutut Soeharto) dan Bambang Trihatmodjo hadir mewakili keluarga dalam upacara resmi di Istana Negara.

Momentum Hari Pahlawan 2025 Jadi Refleksi Penghormatan atas Jasa Pemimpin Bangsa

Jakarta, – Mediarjn.comDalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh tokoh yang dinilai berjasa besar bagi bangsa dan negara. Salah satu nama yang paling menyita perhatian publik adalah Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.

Soeharto Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional

Upacara penganugerahan digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (10/11/2025). Acara tersebut dihadiri keluarga para penerima gelar, pejabat negara, dan tokoh masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional merupakan bentuk penghormatan negara terhadap jasa dan pengabdian tokoh-tokoh yang telah berkontribusi besar dalam perjalanan sejarah Indonesia.

“Gelar ini adalah simbol penghargaan tertinggi dari negara kepada mereka yang mengabdikan hidupnya demi kejayaan Republik,” ujar Presiden dalam sambutannya.

Keluarga Soeharto Hadiri Upacara Penganugerahan

Kehadiran Keluarga Cendana, yakni keluarga besar mendiang Soeharto, turut menarik perhatian publik. Siti Hardijanti Hastuti Rukmana (Tutut Soeharto) dan Bambang Trihatmodjo hadir mewakili keluarga dalam upacara resmi di Istana Negara.
Keduanya tampak khidmat mengikuti seluruh rangkaian acara penganugerahan. Usai prosesi selesai, Tutut Soeharto menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya atas penghargaan yang diberikan Presiden Prabowo Subianto kepada sang ayah.

Respon Keluarga Soeharto atas Pro dan Kontra

Menanggapi munculnya pro dan kontra di tengah masyarakat, Tutut Soeharto memberikan tanggapan yang menyejukkan. Ia menyebut bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam negara demokrasi.

“Boleh-boleh saja kok kontra, tapi jangan ekstrem,” ujarnya saat diwawancarai sejumlah wartawan di Istana Negara, Jakarta.

Menurut Tutut, penetapan gelar tersebut merupakan keputusan kenegaraan yang sudah melalui proses kajian mendalam oleh pemerintah dan Dewan Gelar. Ia menilai, yang terpenting bagi keluarga adalah menghargai niat baik negara dalam mengenang jasa Soeharto selama memimpin Indonesia.

Ucapan Terima Kasih kepada Presiden Prabowo

Dalam kesempatan yang sama, Tutut Soeharto juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas penghormatan yang diberikan kepada sang ayah.

“Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo atas penghargaan ini. Semoga beliau selalu diberi kesehatan dalam memimpin bangsa,” ungkap Tutut dengan haru.


Penganugerahan sebagai Momentum Refleksi Nasional

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional setiap tanggal 10 November bukan sekadar seremoni, tetapi juga menjadi momentum refleksi nasional tentang arti perjuangan dan pengabdian.
Penetapan Soeharto dan sembilan tokoh lainnya diharapkan dapat menumbuhkan semangat generasi muda untuk meneladani nilai-nilai kepemimpinan, pengabdian, dan tanggung jawab dalam membangun Indonesia.

“Menghargai jasa pahlawan bukan hanya dengan memberi gelar, tapi juga dengan meneruskan cita-cita mereka untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan rakyat,” ujar salah satu akademisi dari Universitas Indonesia yang turut hadir dalam acara tersebut.


Konteks Sejarah dan Harapan ke Depan

Penetapan gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto menjadi bagian dari dinamika sejarah bangsa Indonesia yang terus berkembang. Pemerintah berharap penghargaan tersebut tidak hanya dimaknai sebagai pengakuan terhadap masa lalu, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat rekonsiliasi dan semangat persatuan nasional.

Dengan penghormatan ini, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa setiap tokoh bangsa memiliki peran penting dalam mozaik sejarah Indonesia, baik dari masa perjuangan hingga masa pembangunan.


(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *