Memuat berita terbaru...  

Media Rubrik Jurnal Nusantara - Inspiratif - Inovatif - Kompetitif"
Slider Banner HUT RI 80  
   
Hari Kesaktian Pancasila Sekdes Sumberjaya quotes Jurnalistik Hari Kesakitan Pancasila. Kepala Desa, Jejalenjaya. H. KumpulHari Kesakitan Pancasila, Kades Tambu. H. Jaut HUT KEJAKSAAN RI 80 BANNER 000      HUT Kejaksaan RI 80 banner 00HUT KEJARI 80 BANNER 01  HUT KEJARI 80 banner 02 HUT KEJARI 80 BANNER 03 HUT KEJARI 80 BANNER 04               HUT Kejaksaan RI 80 banner 05 HUT Kejaksaan RI 80 banner 06 HUT Kejaksaan RI 80 banner 07    

Kepala Sekolah SMPN 1 Tambun Selatan Sampaikan Keprihatinan atas Kasus Bullying: Dorong Sinergi Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat

Dr. Hj. Annisa, S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 1 Tambun Selatan menyampaikan keprihatinan atas kasus bullying dan mengajak sinergi sekolah, orang tua, serta masyarakat.

Bekasi, – Mediarjn.comKepala Sekolah SMP Negeri 1 Tambun Selatan, Dr. Hj. Annisa, S.Pd., M.Pd., menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian yang melibatkan peserta didik dan menimbulkan keresahan di lingkungan sekolah. Ia menegaskan bahwa pihak sekolah terus berupaya membangun karakter siswa agar menjauhi segala bentuk kekerasan dan tindakan bullying baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Rabu, (15/10/25).

Upaya Sekolah dalam Pembinaan Karakter Siswa

Dalam keterangannya, Dr. Annisa menegaskan bahwa berbagai langkah pembinaan karakter telah dilakukan secara berkelanjutan. Program penguatan pendidikan karakter menjadi prioritas utama di SMPN 1 Tambun Selatan sebagai bagian dari misi pendidikan berakhlak mulia.

“Tidak kurang-kurang upaya, usaha, dan pembinaan karakter kepada anak-anak untuk tidak melakukan bullying maupun kekerasan fisik terhadap teman sebaya, baik di dalam maupun di luar sekolah,” ujar Dr. Annisa.

Menurutnya, pendidikan karakter tidak berhenti di dalam ruang kelas, melainkan harus menjadi kebiasaan yang dibentuk melalui pembinaan, teladan, dan pengawasan bersama antara guru, orang tua, serta masyarakat.

Menjadikan Peristiwa Sebagai Pembelajaran Bersama

Kepala sekolah juga mengajak seluruh pihak untuk menjadikan kejadian ini sebagai bahan introspeksi dan pembelajaran bersama. Ia menilai, setiap peristiwa harus menjadi momentum untuk memperkuat pendekatan pendidikan yang berorientasi pada nilai kemanusiaan dan empati.

“Mari kita jadikan kejadian ini sebagai pelajaran, terutama bagi kami di pihak sekolah, untuk lebih meningkatkan pembinaan karakter kepada anak-anak. Semoga mereka dapat mengambil hikmah dari kejadian ini,” imbuhnya dengan nada haru.

Permohonan Maaf dan Ajakan untuk Bersinergi

Sebagai bentuk tanggung jawab moral, Dr. Annisa juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas peristiwa yang tidak diinginkan tersebut. Ia mengimbau agar semua elemen, termasuk orang tua dan masyarakat, ikut memperkuat pengawasan terhadap aktivitas anak-anak di luar sekolah.

“Kami mohon maaf atas kejadian yang terjadi. Mari bersama-sama menjaga anak-anak kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang aman, positif, dan kondusif bagi tumbuh kembang anak.

Kasus Tengah Ditangani Polsek Tambun Selatan

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) SMP Kabupaten Bekasi, Yudi, S.Pd., turut memberikan keterangan terkait perkembangan kasus tersebut.

“Informasi yang kami terima, kejadian berlangsung sekitar pukul 17 : 30 sore dan saat ini kasusnya sedang ditangani oleh Polsek Tambun Selatan. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” ujar Yudi.

Ia menekankan bahwa koordinasi dengan aparat kepolisian dilakukan untuk memastikan penanganan kasus berjalan secara profesional dan tetap memperhatikan aspek perlindungan anak. Pemerintah daerah, kata Yudi, juga akan memperkuat pendampingan psikologis serta pembinaan bagi siswa di seluruh sekolah menengah pertama di Kabupaten Bekasi.

Harapan Menuju Generasi Emas 2045

Sebagai penutup, Dr. Annisa menegaskan bahwa pembinaan karakter tidak hanya sebatas pencegahan terhadap tindakan negatif, melainkan bagian dari visi besar mencetak Generasi Emas Indonesia 2045.

“Jika banyak pihak ikut membantu mengarahkan kegiatan anak-anak agar terhindar dari hal-hal negatif, maka kita akan mencetak generasi hebat di masa depan,” tutupnya penuh harap.


(Boy Hutasoit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *