Sekolah MAN 2 Kota Bekasi
Bekasi, – Mediarjn.com – Setelah pelaksanaan upacara bendera, sejumlah siswa MAN 2 Kota Bekasi menyampaikan aspirasi mereka terkait kondisi sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan sekolah. Permasalahan utama yang dikemukakan mencakup kerusakan infrastruktur, khususnya kebocoran gedung saat hujan, serta keterbatasan alokasi dana untuk kegiatan ekstrakurikuler, yang hingga saat ini masih menjadi beban finansial bagi para siswa secara mandiri. Senin (17/2/2025).
Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bekasi, Nina Indriana
Menanggapi hal tersebut, Kepala MAN 2 Kota Bekasi, Nina Indriana, menjelaskan bahwa pihak sekolah telah melakukan perbaikan secara bertahap. Ia mengungkapkan bahwa sejumlah perbaikan telah direalisasikan, seperti pemasangan AC di seluruh kelas, pembangunan gardu listrik, instalasi listrik, serta rehabilitasi gedung yang mengalami kerusakan.
“Kami sudah mulai melakukan perbaikan. Saat ini, proses rehabilitasi masih berlangsung dan memang belum mencakup seluruh area yang mengalami kerusakan. Fasilitas yang bocor dan rusak telah diperbaiki setengahnya, sementara sisanya akan segera ditindaklanjuti,” jelas Nina saat ditemui di kantornya pada Selasa (18/2/2025).
Selain itu, ia menegaskan bahwa sekolah terus berkomitmen meningkatkan fasilitas. Pada tahun 2024, beberapa proyek seperti pengadaan kamar mandi siswa, pemasangan CCTV di seluruh kelas, serta renovasi gedung baru telah dilaksanakan. Perbaikan lanjutan akan dilanjutkan pada tahun 2025.
“Kami memahami kekhawatiran siswa, terutama saat musim hujan yang memperlihatkan kondisi atap yang masih perlu perbaikan lebih lanjut. Kami akan terus berupaya meningkatkan kenyamanan belajar siswa,” tambahnya.
Terkait minimnya dana untuk kegiatan ekstrakurikuler, Nina mengklarifikasi bahwa sekolah telah mengalokasikan anggaran yang sesuai dengan kemampuan institusi. Dana yang tersedia digunakan untuk pembayaran honor pelatih serta biaya keikutsertaan dalam berbagai kompetisi.
“Untuk satu kegiatan ekstrakurikuler, kami mengalokasikan anggaran sekitar Rp6 juta. Dari jumlah tersebut, Rp4,8 juta dialokasikan untuk honor pelatih, sementara sisanya digunakan untuk keperluan lomba-lomba,” papar Nina.
Ia juga menanggapi kekhawatiran siswa terkait biaya tambahan dalam kompetisi. Menurutnya, sekolah tidak memaksakan siswa untuk berpartisipasi dalam perlombaan, namun mendorong mereka agar dapat meraih prestasi yang dapat membantu dalam proses seleksi ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi.
“Kami tidak memaksa, tetapi memberikan motivasi. Jika komite sekolah memiliki dana, tentu akan dialokasikan untuk membantu siswa. Namun, jika tidak mencukupi, maka orang tua perlu memahami adanya kontribusi mandiri,” ungkapnya.
Di sisi lain, sebagian siswa juga mengajukan tuntutan pergantian kepala sekolah sebagai bagian dari aspirasi mereka. Menanggapi hal ini, Nina menyatakan bahwa dirinya siap menerima keputusan apapun dari pihak berwenang.
“Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), saya siap ditempatkan di mana saja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut dari aksi ini, pihak sekolah berencana mengadakan pertemuan dengan perwakilan siswa dan komite sekolah untuk membahas solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan fasilitas dan anggaran sekolah juga akan dilakukan guna memastikan efektivitas kebijakan yang diterapkan.
Pihak sekolah berharap bahwa melalui dialog terbuka ini, akan tercapai kesepakatan yang dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan di MAN 2 Kota Bekasi dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi seluruh siswa.
(Redaksi)