Memuat berita terbaru...  

Media Rubrik Jurnal Nusantara - Inspiratif - Inovatif - Kompetitif"
Slider Banner HUT RI 80  
   
Hari Kesaktian Pancasila Sekdes Sumberjaya quotes Jurnalistik Hari Kesakitan Pancasila. Kepala Desa, Jejalenjaya. H. KumpulHari Kesakitan Pancasila, Kades Tambu. H. Jaut HUT KEJAKSAAN RI 80 BANNER 000      HUT Kejaksaan RI 80 banner 00HUT KEJARI 80 BANNER 01  HUT KEJARI 80 banner 02 HUT KEJARI 80 BANNER 03 HUT KEJARI 80 BANNER 04               HUT Kejaksaan RI 80 banner 05 HUT Kejaksaan RI 80 banner 06 HUT Kejaksaan RI 80 banner 07    
Petugas medis dan para orang tua siswa menangani siswa SMPN 1 Laguboti yang diduga keracunan makanan MBG di RSUD Porsea, Kabupaten Toba.

Laguboti, Toba – Mediarjn.com. Puluhan siswa dan siswi SMP Negeri 1 Laguboti, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, diduga mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (15/10/2025).
Sejumlah korban awalnya mendapat perawatan di Puskesmas Laguboti, kemudian sebagian dirujuk ke RSUD Porsea dan RS HKBP Balige untuk penanganan medis lebih lanjut.

Kronologi Kejadian: Gejala Muncul Usai Santap MBG Pagi Hari

Menurut keterangan petugas kesehatan dan pihak sekolah, kejadian bermula usai jadwal pemberian makanan MBG pada pagi hari.
Beberapa siswa mulai menunjukkan gejala mual, muntah, pusing, dan nyeri perut, tak lama setelah menyantap hidangan. Pihak sekolah bersama petugas medis dari Puskesmas Laguboti langsung melakukan tindakan darurat sebelum akhirnya merujuk sejumlah siswa ke rumah sakit terdekat.

Hingga kini belum ada data resmi jumlah korban yang pasti, namun sumber internal menyebutkan puluhan siswa dengan kondisi bervariasi dari ringan hingga sedang.

Langkah Penanganan dan Respons Pemerintah Daerah

Puskesmas Laguboti menjadi pusat penanganan pertama. Tim medis melakukan stabilisasi kondisi, pengamatan klinis, dan pencatatan gejala korban secara rinci.
Siswa dengan gejala berat langsung dirujuk ke RSUD Porsea dan RS HKBP Balige untuk perawatan intensif.

Pihak sekolah bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Toba juga telah mengumpulkan sampel makanan MBG untuk diuji di laboratorium. Tujuannya untuk memastikan penyebab pasti keracunan dan menelusuri rantai produksi serta distribusi makanan dalam program MBG.

Selain itu, Dinas Kesehatan disebut akan menurunkan tim pengawas guna memeriksa tata kelola dapur penyedia MBG serta standar higienitas yang diterapkan oleh pihak penyedia.

Dugaan Awal dan Potensi Faktor Penyebab

Sampai berita ini diturunkan, belum ada hasil laboratorium yang menyebutkan penyebab pasti kejadian — apakah karena bakteri, kontaminasi silang, makanan basi, atau kesalahan penyimpanan.
Namun, beberapa siswa menyebut bau makanan sempat terasa tidak sedap, yang menjadi indikasi awal kemungkinan kerusakan bahan makanan sebelum disajikan.

Pernyataan Resmi Pihak Sekolah dan Dinas Kesehatan

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Laguboti, Pahala Hutapea, S.Pd, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut dan berjanji akan kooperatif dalam proses investigasi yang dilakukan oleh dinas terkait.

“Kami turut prihatin atas musibah ini dan akan bekerja sama penuh dalam penyelidikan agar penyebabnya segera diketahui. Prioritas kami adalah keselamatan dan pemulihan kondisi siswa,” ujar Pahala Hutapea.

Sementara itu, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Toba dan rumah sakit yang menangani korban masih fokus pada perawatan medis dan belum memberikan pernyataan resmi mengenai jumlah korban maupun hasil uji toksikologi.

Implikasi dan Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Kasus ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan serius terhadap sistem pengawasan kualitas pangan dalam program MBG.
Meskipun program ini memiliki tujuan mulia untuk mendukung pemenuhan gizi anak sekolah, lemahnya pengawasan rantai distribusi dan penyimpanan bahan pangan dapat menimbulkan risiko besar bagi keselamatan siswa.

Jika kelalaian terbukti, maka pihak penyedia maupun pengelola program dapat dimintai pertanggungjawaban administratif bahkan hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Harapan dan Tuntutan Masyarakat

Para orang tua siswa berharap adanya transparansi penuh dari pihak sekolah, dinas kesehatan, dan penyedia program MBG mengenai hasil pemeriksaan makanan yang dikonsumsi.

“Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Anak-anak kami harus terlindungi, dan ini tidak boleh terulang,” ungkap salah satu orang tua siswa saat ditemui di RSUD Porsea.

Masyarakat juga meminta agar hasil uji laboratorium segera dipublikasikan secara terbuka, dan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP dapur MBG, distribusi logistik, serta pelatihan kebersihan bagi petugas penyaji makanan.

Langkah Selanjutnya

Korban yang masih menjalani perawatan terus mendapatkan pemantauan dari tenaga medis.
Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan audit kualitas dan evaluasi sistem MBG, agar insiden serupa tidak kembali terjadi dan program tetap berjalan dengan prinsip keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan gizi siswa.


(BMH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *