Gubernur Sumut, Bobby Nasution, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi Iklim Cuaca di musim Kemarau yang mengakibatkan Kebakaran melanda, dan menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah konkrit
Medan, Sumut, – Mediarjn.com – Ancaman kebakaran hutan dan krisis air bersih kini melanda kawasan Tapanuli atau Danau Toba akibat musim kemarau berkepanjangan dan curah hujan yang sangat minim. Situasi ini mendapat perhatian serius dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, mengingat dampaknya langsung terhadap kelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat, dan keberlangsungan Geopark Kaldera Toba yang telah diakui UNESCO sebagai warisan dunia.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah konkrit.
“Kondisi kemarau dan curah hujan yang rendah menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta krisis air bersih di Kawasan Danau Toba. Hal ini menjadi perhatian serius kita bersama karena berdampak pada kelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ekosistem Geopark yang menjadi kebanggaan Sumatera Utara,” tegas Bobby Nasution, Jum’at (18/07).
Dalam upaya penanganan cepat, Gubernur Sumut bersama Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Dirjen Penegakan Hukum Kementerian LHK RI, Kepala BMKG Wilayah Sumatera Utara, BPBD Provinsi Sumut, dan stakeholder terkait telah melakukan koordinasi intensif.
Salah satu langkah strategis yang akan segera dilaksanakan adalah modifikasi cuaca melalui teknologi hujan buatan. Langkah ini bertujuan untuk menurunkan suhu panas ekstrem, meningkatkan curah hujan, serta mengurangi resiko kebakaran hutan yang terus meluas.
“Semoga langkah ini menjadi solusi dalam menangani kebakaran hutan dan lahan di Kawasan Danau Toba, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan serta memastikan kawasan ini tetap menjadi warisan alam dan budaya dunia,” lanjut Bobby.
Kawasan Danau Toba tidak hanya penting secara ekologis, tetapi juga menjadi penopang ekonomi, budaya, dan identitas masyarakat Sumatera Utara. Krisis ini dinilai dapat mengancam berbagai sektor, mulai dari pariwisata, pertanian, hingga kesehatan warga sekitar.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam pencegahan karhutla, tidak membuka lahan dengan cara membakar, dan segera melapor jika menemukan titik api.
Upaya lintas sektoral ini diharapkan dapat segera meredam potensi bencana lebih besar, serta memastikan Danau Toba tetap menjadi simbol keseimbangan alam dan kebanggaan Indonesia di mata dunia.
(B.M. Hasibuan)