Foto: Spanduk bertuliskan “Bahlil NO, GAS 3Kg YESS” terpasang di sepanjang Jalan Fatahillah, Cikarang, sebagai bentuk protes masyarakat terhadap kelangkaan LPG 3Kg.
Kabupaten Bekasi, – Mediarjn.com – Ratusan spanduk bertuliskan “Bahlil NO, GAS 3Kg YESS” memenuhi sepanjang Jalan Fatahillah, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Spanduk-spanduk ini menjadi simbol kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang dinilai memicu kelangkaan gas LPG 3Kg.
Krisis LPG 3Kg dan Protes Publik
Masyarakat di berbagai daerah tengah menghadapi kelangkaan LPG 3Kg yang berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari. Gas bersubsidi yang seharusnya mudah diakses oleh masyarakat kecil kini sulit ditemukan, memicu antrean panjang di berbagai pangkalan.
Puncak dari krisis ini adalah insiden memilukan di Pamulang, Tangerang Selatan, di mana seorang pedagang nasi uduk dan gorengan, Nenek Yoni binti Saman (62 tahun), meninggal dunia setelah kelelahan mengantre gas LPG 3Kg pada Senin, 4 Februari 2025. Kejadian ini semakin mempertegas dampak langsung kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.
Kritik Langsung kepada Menteri ESDM
Tidak hanya melalui spanduk, gelombang protes terhadap Bahlil Lahadalia juga terjadi di media sosial dan secara langsung. Sebuah video yang viral memperlihatkan seorang warga di Tangerang, Banten, dengan lantang memprotes Menteri ESDM saat berkunjung ke salah satu pangkalan gas.
“Saya sekarang lagi masak, Pak! Saya tinggal demo gas! Bukan cuma masalah antre gasnya, anak kami lapar, butuh makan, butuh kehidupan! Logika berjalan, Pak!” seru pria tersebut dengan penuh emosi.
Aksi spontan ini mencerminkan besarnya kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan yang dianggap tidak realistis dalam mengelola distribusi LPG bersubsidi.
Spanduk sebagai Bentuk Aspirasi Rakyat
Pemasangan ratusan spanduk di Jalan Fatahillah, Cikarang Barat menjadi simbol perlawanan masyarakat terhadap kebijakan yang dinilai merugikan mereka. Slogan “Bahlil NO, GAS 3Kg YESS” menggambarkan tuntutan agar Menteri ESDM lebih memperhatikan kebutuhan rakyat dan memastikan ketersediaan LPG 3Kg tanpa hambatan.
Gerakan ini menegaskan bahwa kebijakan publik harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat, bukan sekadar aturan administratif yang menyulitkan akses terhadap kebutuhan dasar.
Protes yang terjadi di Kabupaten Bekasi mencerminkan keresahan masyarakat luas terhadap kebijakan yang menghambat akses LPG bersubsidi. Tragedi di Pamulang dan kemarahan warga di Tangerang menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi krisis ini.
Masyarakat berharap agar Menteri Bahlil Lahadalia mendengar aspirasi mereka dan segera menemukan solusi yang efektif agar gas LPG 3Kg kembali tersedia dengan harga yang terjangkau dan distribusi yang lancar.
(Redaksi)