Sejarah Lahirnya Kejaksaan
Pada hari Senin, 2 September 2024, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memperingati Hari Lahir Kejaksaan ke-79. Upacara yang berlangsung di lapangan kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ini dipimpin oleh Kajati Jabar, Katarina Endang Sarwestri, S.H., M.H. Seluruh pegawai Kejaksaan Tinggi Jawa Barat turut serta mengikuti upacara tersebut. Dalam acara ini, Kajati Jabar membacakan amanat Jaksa Agung RI yang mengingatkan kembali bahwa 79 tahun yang lalu, saat Indonesia baru merdeka selama 15 hari, institusi kejaksaan sudah mulai berperan dengan dilantiknya Meester de Rechten Gatot Taroenamihardja sebagai Jaksa Agung pertama Indonesia.
Pentingnya Memperingati Hari Lahir Kejaksaan
Penetapan tanggal 2 September 1945 sebagai Hari Lahir Kejaksaan bukanlah hal yang tiba-tiba, melainkan hasil penelitian panjang oleh para ahli sejarah. Kajati Jabar menekankan bahwa peringatan Hari Lahir Kejaksaan memiliki beberapa urgensi, antara lain menegaskan keberadaan Kejaksaan sejak awal kemerdekaan, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penegakan hukum, memperkuat soliditas di kalangan insan adhyaksa, serta menunjukkan komitmen kejaksaan dalam memberikan pelayanan terbaik melalui penegakan hukum yang berkeadilan.
Peran Kejaksaan: Kedaulatan Penuntutan dan Advocat Generaal
Tema dalam peringatan ini adalah “Hari Lahir Kejaksaan: Simbol Terwujudnya Kedaulatan Penuntutan dan Advocat Generaal.” Tema ini menekankan pentingnya peran kejaksaan sebagai pelaksana tunggal penuntutan dalam sistem peradilan pidana di Indonesia. Kedaulatan penuntutan berarti kejaksaan memiliki wewenang eksklusif untuk penuntutan dalam perkara pidana, menjamin kesatuan dan kesinambungan penuntutan, serta mencegah penyalahgunaan wewenang. Selain itu, Advocat Generaal merupakan kewenangan Jaksa Agung sebagai pengacara negara yang juga memegang peran penting dalam sistem hukum Indonesia.
(Humas Kajati)